Wednesday, July 29, 2015

Waktu

Hujanlah  yang menajamkan kecemasan
Ia bergegas membawa  waktu  dan rindu

2012



Rumah Duka
 -
Ahmad Bastian

Angin bengis malam ini
membaca wajah-wajah kecut
percakapan serupa tombak
derit roda yang memantul
dari bangsal ke bangsal
Lalu Tuhan, membidikan air mata
dengan ketiba-tibaan

2012


RUANG BACA

perempuan dalam kanvas

matanya sorot yang tajam.
buku-buku tertidur di sini

: duhai, pengasingan

2012




JENDELA YANG TERBUKA

Aku melihat wajah-wajah asing di sini
(buku-buku gelisah, kursi dan meja kenangan)
lengan matahari membakar semangat mereka
Dari kaca jendela, dari daunnya yang terbuka
aku tak bisa menunjukkan arah waktu, kepadamu
atau pertemuan kita, panjang--singkat

2012




PENUNGGANG ANGIN


kita masih memunguti sisa hujan
meski hari-hari kian mengental
pergi menungang  angin
menghembus dan hilang

2012


 Purnama 1

Aku masih menghitung anak tangga
menunggu purnama tenggelam
aku ingin menyisir lagi rambutmu
mencari setiap rindu yang memaku

Kita pernah berebut parfum malam itu
meremas  kenangan
dan menanggalkannya

2012



 Teguh Pribaseka, Lahir di Tasikmalaya 7 Juli  Mahasiswa FKIP  Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Aktif di Teater 28 dan Beranda 57.


Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!